Meskipun lokasinya sangat dekat dari Bali – tepat ada di sebelah timur Pulau Dewata – sayangnya Pulau Sumba tidak mendapatkan perhatian sebanyak tetangganya dari para turis, baik itu dari dalam maupun luar negeri. Mayoritas pengunjung Sumba adalah para peselancar, karena pulau ini punya banyak lokasi selancar fantastis yang juga tidak terlalu banyak diekspos. Meski demikian, bukan itu saja pesona yang dimiliki oleh pulau ini.
Baca Juga: 10 Rekomendasi Tempat Kuliner di Kupang
Berbeda dengan Bali yang punya begitu banyak jenis destinasi wisata, Anda umumnya akan menemukan berbagai lokasi wisata alam di Sumba. Akan tetapi, hal ini sebenarnya justru jadi bisa daya tarik utama Sumba, terutama jika Anda memang penggemar wisata alam. Dan mengingat betapa riuhnya suasana di Bali, Anda bisa pilih berkunjung ke Sumba untuk mencari ketenangan, bukan? Untuk mencapai pulau ini, Anda hanya perlu naik pesawat atau kapal dari Bali.
Berikut ini adalah beberapa rekomendasi tempat wisata di Sumba yang 100% wajib Anda kunjungi!
- Danau Weekuri
Lokasi danau ini hanya sekitar 45 menit dari Bandara Tamoloka di Sumba. Artinya, Danay Weekuri bisa jadi lokasi wisata yang bisa Anda kunjungi langsung dengan mudah jika waktu berlibur Anda di Sumba terbilang singkat.
Meskipun disebut danau, Danau Weekuri sebenarnya adalah sebuah laguna air asin yang sumber airnya berasal dari laut di dekatnya. Di hari yang cerah, terpaan sinar matahari akan menciptakan kesan berkilau pada permukaan airnya yang berwarna hijau emerald. Meskipun dangkal dan tidak bisa direnangi, Danau Weekuri tetap seru untuk Anda yang ingin berendam di dalam air alami, apalagi sambil menikmati keindahan karang yang tumbuh di sini.
Baca Juga: Liburan di Lombok, Berikut Destinasi Yang Wajib kamu Kunjungi
Tidak ada harga tiket yang dipatok untuk bisa memasuki kawasan Danau Weekuri. Jadi, Anda bisa membayar nominal sebesar berapapun yang Anda kehendaki!
- Waingapu
Meskipun Waingapu adalah kota terbesar di Sumba, jangan harap Anda akan menemukan sesuatu yang “kota banget” dari sini, seperti keramaian dan kemacetan jalan, serta jajaran bangunan tinggi yang memadati kota. Bahkan, dibandingkan sebuah kota, Waingapu lebih mirip seperti sebuah kawasan yang “tidur”. Akan tetapi, tentunya Waingapu tidak akan direkomendasikan jika tidak ada daya tarik wisata yang bisa Anda temukan di sini.
Salah satunya adalah pasar malam tradisional, di mana Anda bisa menikmati beragam pilihan makanan lokal dengan harga murah meriah. Ada beberapa kafe kecil yang berjajar di sini, termasuk berbagai kedai makanan yang menawarkan ragam menu seperti makanan laut dan nasi goreng. Kemudian, Anda juga bisa mengunjungi para pengrajin kain ikat, yang beberapa di antaranya bahkan menawarkan workshop untuk Anda yang ingin belajar lebih jauh soal jenis kain tradisional dengan warna dan pola yang khas ini.
Oh iya, Anda bisa menemukan berbagai penginapan di Waingapu dengan pilihan yang sangat beragam, lho! Mulai dari penginapan murah dengan tarif tak lebih dari Rp 300 ribu per malam, sampai yang harganya di atas Rp 1 juta, semuanya ada!
- Pantai Tarimbang
Salah satu keuntungan menginap di Waingapu adalah kemudahan untuk mengunjungi berbagai lokasi wisata lainnya di Sumba, seperti Pantai Tarimbang ini. Pantai yang punya laut berwarna biru dengan pasir bersih ini punya pemandangan yang cantik, dan masih dikelilingi oleh keindahan alam yang tak kalah cantiknya.
Meskipun bukan pantai pribadi, Pantai Tarimbang sangat bersih, dan masih jauh dari kata ramai. Di sini, Anda bisa menghabiskan waktu sekadar bersantai di tepi pantai, atau mencoba berselancar. Walaupun perjalanan mencapai lokasi pantai terbilang panjang dan sulit (total waktu tempuh bisa mencapai 2,5 jam dari Waingapu), rasa lelah Anda pasti akan langsung dibayar tuntas!
Harga tiket yang dipatok untuk masuk ke kawasan Pantai Tarimbang adalah Rp15.000.
- Air Terjun Lapopu
- Pantai Walakiri
- Kampung Tarung
Kampung Tarung merupakan sebuah desa tradisional kecil di Kabupaten Waikabubak, Sumba, di mana para pengunjung diperbolehkan untuk datang dan mengamati bagaimana para warga kampung hidup di sini selama berabad-abad. Contohnya bagaimana masyarakat bekerja di sawah dengan cara tradisional, serta para pengrajin memproduksi berbagai kerajinan yang kebanyakan terbuat dari tanduk hewan. Tentunya, Anda bisa membeli dan membawa beragam produk kerajinan tersebut untuk kembali ke kota asal sebagai oleh-oleh. Selain itu, dengan membeli produk tersebut, Anda juga berkontribusi dalam mendukung komunitas masyarakat lokal dan melestarikan tradisi kerajinan tradisional.
