Nostagia Sego Pecel Yogyajakarta

 

Hari masih pagi ketika kami mendarat di bandara Adisutjipto, Yogyakarta, beberapa waktu lalu. Ruas jalan utama bandara menuju pusat kota masih cenderung lengang. Geliat toko-toko dan warung di sepanjang jalan juga belum nampak terlihat, hanya pedagang panganan kecil, seperti pedagang nasi uduk dan berbagai kudapan khas sarapan terlihat samar dari balik jendela mobil.

Bacaan Lainnya

 

Pagi itu perut terasa masih kosong. Sepotong roti dan air mineral yang kami lahap di udara, sebagai sajian yang disediakan pihak penerbangan, nampaknya belum memberi rasa nyaman di lambung. Kami pun lantas mencari rumah makan. Untuk mengisi perut tentunya. Letaknya tidak terlalu jauh dari Bandara, hanya sekitar setengah jam saja ditempuh menggunakan kendaraan roda empat.

 

Setelah menyusuri komplek Universitas Gadjah Mada (UGM), kami pun menepi di sebuah rumah makan. Lokasinya memang masih dalam kompleks perguruan tinggi UGM. Bangunannya sederhana saja, namun cekup luas. Di dalamnya sekitar 10-an sampai 20-an bangku dan meja kayu memanjang berbaris rapi dihiasi berbagai lukisan dan foto-foto sang mpunya tempat yang terpajang di dinding.

 

Sebagian meja telah diduduki pemesan lain pagi itu. Kami pun bergegas menempati meja-meja yang masih kosong. Bagi sebagian pengunjung, terutama bagi mereka yang baru berkunjung ke rumah makan tersebut, memang agak sedikit bingung. Mengapa? Karena tak seperti rumah makan kebanyakan yang memanjakan para pemesannya, warung SGPC Bu Wiryo, ini mempunyai kebiasaan berbeda. Para pengunjung harus memilih dan membawa sendiri menu makanan yang hendak dipesannya sebelum siap santap di atas meja.

 

Sesuai dengan namanya, rumah makan SGPC, alias sego pecel Bu Wiryo memiliki menu utama, yakni nasi pecel. Sama seperti kebanyakan nasi pecel di daerah-daerah lain di Nusantara, nasi pecel ini juga memiliki bahan baku yang sama; ada Kacang Panjang, Tauge, Kol dan daun Kangkung yang kesemuanya telah dikukus terlebih dahulu. Yang sedikit berbeda dengan nasi pecel pada umumnya adalah bumbunya yang digerus setengah kasar dan cenderung encer. Ada sensasi tersendiri tentunya.

 

Nasi pecel tersebut menjadi sepadan manakala ditemani olahan pelengkap lainnya. Antara lain Telur Ceplok, Tahu, Tempe, sate telur Puyuh dan sejenisnya. Selain pecel, rumah makan ini juga menyediakan menu Sup Daging. Seperti pada umumnya pula, sup yang tersedia di warung makan ini juga berbahan dasar sama. Meski demikian, macam-macam sup di sini masing-masing mempunyai nama yang unik dan lucu. Misalnya Sop tanpa Kawat (sop tanpa soun), SDSB (Sop Daging Sayur Bayam), Sop Pegatan (sop dan nasi yang disajikan terpisah), Sop Ayam, dan Sop SBY (Sop Bayam).

 

Tak mau kalah dengan nama sup, menu minumannya pun juga unik, ada Teh Mrengut (teh kental), Tirto Seto (air putih), Teh Kemul (teh hangat), Teh Sengkuni (teh yang dicampur dengan lemon) dan Es Sari (minuman dari buah tomat yang di sajikan dingin).

 

Untuk masalah harga Anda tidak perlu khawatir, karena seporsi sego pecel plus lauk pauk hanya dihargai sekitar Rp 10.000,- sampai dengan Rp 12.000, begitu juga dengan menu sup. Cukup terjangkau bukan?

 

 

Tetap Eksis

Warung nasi pecel yang terletak di jalan Agro CT VIII, Klebengan Yugyakarta ini dirintis oleh pasangan Dario dan Suyati sejak 1959. Penikmat SGPC Bu Wiryo kebanyakan adalah mahasiswa, dosen, maupun para alumni Universitas Gadjah Mada. Bagi kalangan alumni UGM, warung makan ini mempunyai cerita tersendiri. “Biasanya banyak juga mahasiswa yang sudah lulus mampir ke sini, mungkin untuk bernostalgia,” kata salah satu pelayan di rumah makan tersebut.

 

Tidak hanya menyuguhkan makanan yang menarik, warung SGPC Bu Wiryo juga menyuguhkan hiburan musik akustik untuk para pengunjungnya. Alunan musik keroncong dan lagu-lagu nostalgia membuat suasana semakin asyik. Tak heran jika pengunjung betah berlama-lama di warung yang buka mulai 07.00 – 20.30 WIB ini.

 

Di tengan menjamurnya panganan modrn di Yogyakarta, warung makan sego pecel ini masih tetap bersahaja. Pemilik warung pun masih mempertahankan bangunannya yang sederhana. Bagi anda yang berkunjung ke Yogyakarta tidak salahnya untuk mampir ke warung makan tersebut dan rasakan sensainya.

Kontributor :Budi.K

Pos terkait