Pacitan adalah salah satu kota kabupaten di provinsi Jawa Timur, terdapat beberapa lokasi wisata menarik di Pacitan, salah satunya adalah monumen cinta Pacitan. Simak pembahasannya berikut ini.
Baca Juga: Akses dan Harga Tiket Masuk Goa Gong Pacitan Terbaru
Lokasi Monumen Cinta Pacitan
Lokasi monumen cinta tersebut tidak terlalu jauh dari pusat kota, yakni tepatnya di tepi jalan WR Supratman, samping STM Bina Karya Pacitan. Akses menuju monumen cinta Pacitan ini cukup mudah, dengan kendaraan umum juga bisa. Karena monumen cinta Pacitan ini sebenarnya adalah suatu area pemakaman, yakni makam Kucur, maka tidak perlu membayar untuk memasukinya, waktu untuk mengunjunginya juga bisa kapan saja, dan tidak akan memerlukan waktu yang lama.
Baca Juga: Akses dan Harga Tiket Masuk Pantai Klayar Pacitan Terbaru
Monumen Cinta Pacitan yang Penuh Misteri dan Kisah Romantis
Monumen cinta Pacitan itu berada di dalam areal pemakaman Kucur, yang disebut sebagai monumen cinta Pacitan itu adalah bangunan penanda makam yang indah, dan nampak mencolok karena berbeda dengan penanda makam yang ada di sekitarnya, penanda makam itu bergaya arsitektur khas Eropa, berupa Mausoleum, yakni bangunan makam yang megah, semacam monumen. Dibalik makam tersebut tersimpan kenangan kisah yang romantis dan lantas disebut Monumen Cinta karena ditempat ini ditemukan juga suatu prasasti yang ditulis dengan menggunakan sandi Vigenere klasik. Makam tersebut dibangun oleh seorang Belanda untuk kekasih tercintanya yang adalah seorang wanita pribumi. Pada saat memasuki halaman makam akan tampak depan dari mausoleum yang terdapat tulisan RIP yang maknanya adalah Rest in Peace di bagian atas makam. Sedangkan di bagian belakangnya terdapat tulisan berbahasa Belanda, VERLATEN MAAR NIET VERGETEN yang artinya adalah Yang Ditinggalkan Tetapi Tidak Terlupakan. Lalu di bagian bawah pilar terdapat ornamen khas Yunani, berupa Lyra. Makam tersebut ditutup dengan batu nisan yang panjang, yang terbuat dari batu pualam berwarna putih yang cukup mewah dan dalam ukuran yang agak besar. Prasasti di atas batu panjang itulah yang menjadi alasan beberapa ilmuwan di luar negeri tertarik dan menelitinya. Setidaknya telah terdapat 3 orang peneliti yang mencoba untuk memecahkan sandi Vigenere Klasik yang terdapat pada prasasti di makam tersebut. Penelitian yang pertama dilakukan oleh Henri Chambert-Loir bersama dengan Claude Guillot dan juga Willem G.J. Remmelink. Tulisan pada batu nisan atau epitaph tersebut sempat menjadi misteri yang tidak dapat dipecahkan. Henri Chambert-Loir serta Claude Guillot dan juga Willem G.J. Remmelink memerlukan waktu yang lama untuk dapat memecahkan sandinya. Tulisan pada nisan di makam tersebut tidak dapat dibaca oleh awam karena dibuat dengan menggunakan metode sandi Vigenere Klasik. Sandi Vigenere klasik tersebut dibuat oleh Giovan Batista Belaso di sekitar tahun 1533, serta cukup populer di masa awal abad ke 19. Sekilas dilihat, tulisan di atas nisan tersebut lebih menyerupai tulisan berantakan yang tanpa arti karena huruf-hurufnya yang bertebaran begitu saja, namun sebenarnya Sandi Vigenere adalah merupakan pengembangan dari sandi Caesar. Pada sandi Caesar itu, setiap huruf teks akan digantikan dengan huruf lain yang memiliki perbedaan tertentu pada urutan alfabet. Jadi misalnya pada sandi Caesar dengan geseran 3, maka huruf A akan menjadi D, lalu huruf B akan menjadi E, dan seterusnya. Sandi Vigenère ini lebih rumit karena terdiri dari beberapa sandi Caesar dengan nilai geseran yang berbeda. Willem G.J. Remmelink akhirnya dapat memecahkan sandi rahasia yang digunakan dalam tulisan di makam tersebut, setelah dibantu oleh Jan Willem Stempel yang berhasil membuat program komputer yang dapat memecahkan sandi Vigenere tersebut. Pada tanggal 20 Oktober 1990 sandi rahasia dalam nisan tersebut akhirnya dapat dipecahkan. Berikut ini adalah antara lain isi dari pesan cinta yang tertulis di monumen cinta Pacitan tersebut, “Teruntuk istri yang sangat aku cintai, Djamijah. Lahir 1873 meninggal 12 Desember 1901. Oh Djamijah, bunga indah mawarku, rose of Sharon. Bagaimana aku dapat mengungkapkan rasa cinta dan hormatku kepadamu? Seluruh dunia ini menjadi sempit bagi diriku. Apakah aku akan bertemu denganmu lagi? Seandainya pun ada kehidupan di alam baka, tentulah kamu sekarang ini sudah berada di surga. Kamu sungguh sangat baik namun menderita. Karenanya aku akan menempuh jalan sulit melewati Golgotha dan berusaha untuk menemuimu kembali. Sampai bertemu lagi!“.
Itulah antara lain isi tulisan misterius yang terdapat di monumen cinta Pacitan, cukup romantis bukan.