Candi Pasiraman (Candi Pesing) Bukti Sejarah Masa Panggeran Sumbernyawa

Tripjalanjalan.com, Wonogiri – Tempat wisata di Wonogiri memang kental dengan sejarah salah satunya adanya Candi Pesing yang mempunyai nama asli candi pasiraman lokasi candi ini tepatnya bersampingan dengan toilet maka dari itu warga sekitar lebih familiar candi pesing daripada nama aslinya, namun jangan salah sangka walau dinamakan candi pesing candi pasiraman Raden Mas Said ini sebenarnya tidak pesing seperti sebutanya.

Baca Juga: 23 Air Terjun di Wonogiri, Siap Untuk di Explore

Bacaan Lainnya

Sumber Foto:notobudiyanto.blogspot.com

Bangunan kuno ini adalah saksi serta bukti adanya kecamatan Jatisrono, Wonogiri dan yang paling sakral adalah candi ini adalah peninggalan panggeran sumbernyawa yaitu Raden Mas Said (Mangkunegara 1). Candi ini dijaga oleh bapak yang setia membesirhkan area candi yang bernama Eko Miharso(40th) dan beliau menuturkan bahwa candi ini adalah bukti penting cikal bakal berdirinya kecamatan Jatisrono. Bangunan candi ini dibangun pada tahun 1828 silam, hal ini terbukti dengan adanya pahatan serta relief yang ada di candi ini.

Baca Juga: Deretan Gunung di Wonogiri Yang Bikin Kamu Geleng Geleng

Bapak Eko bercerita pada masa lampau Raden Mas Said berkunjung ke daerah ini (Jatisrono) dalam perjalanannya, selama perjalanan panggeran sumbbernyawa ini mendirikan tempat peristirahatan atau persinggahan termasuk yang ada di Jatisrono ini. Karena candi ini persinggahan makanya ukuran candi tidak terlalu besar hanya 6×9 m dimana didalamnya terdapat pemandian berjumlah 2 biji serta beberapa air yang mengucur ke are tempat mandi.

DIceritakan bahwasanya pembangunan candi pasiraman atau sekarang terkenal dengan candi pesing ini menggunakan telur putih dan madu untuk melekatkan batu satu dengan batu yang lain. Sebagai generasi muda kita harus menjaga kelestarian peninggalan masa lampau dengan tidak membuang sampah diarea candi dan semoga kedepan area candi ini bisa dijadikan taman atau apa sehingga sejarah terbentuknya kecaatan Jatisrono bisa di dengar temurun oleh anak-anak kelak.

Pos terkait