Tana Toraja merupakan salah satu warisan Indonesia yang sudah dikenal hingga ke mancanegara. Untuk bisa mengunjungi Tana Toraja, kamu membutuhkan waktu setidaknya 8 jam dari Makassar. Walaupun begitu, kamu akan disambut dengan keindahan alam dan kearifan lokal.
Baca Juga:Jembatan Kaca Buntu Burake Tana Toraja
Tana Toraja tersohor akan kepercayaan, aturan, ritual dan adat istiadat yang masih dipegang teguh hingga saat ini. Konon katanya, nenek moyang suku asli Toraja berasal dari surga yang turun ke bumi menggunakan tangga.
Berkunjung ke Tana Toraja tak lengkap kalau tidak menyusuri berbagai objek wisata yang penuh akan adat kebudayaan. Apa saja itu? Berikut wisata wajib saat kamu mengunjungi Tana Toraja.
- Menghadiri upacara pemakaman termahal di dunia, Rambu Solo
Tidak ada upacara pemakaman di dunia yang semewah Rambu Solo di berbagai belahan dunia ini. Di sini, kamu akan menyaksikan bagaimana masyarakat Tana Toraja rela menguras hartanya hanya untuk melepas kepergian anggota keluarga dengan upacara pemakaman terbaik.
Baca Juga: Liburan di Makassar, Berikut Destinasi Wisata Yang Wajib Kamu Kunjungi!
Upacara Rambu Solo memiliki tiga tingkatan berdasarkan kemampuan ekonomi keluarga yang ditinggal, yakni terendah To di Silli yang hanya membekali jenazah dengan telur ayam. Kemudian tingkatan tertinggi, yakni To di Rapal yang bisa berlangsung hingga lebih dari 7 malam dan mengorbankan ratusan babi dan kerbau.
Saat Rambu Solo, pihak keluarga akan mengenakan pakaian serba hitam. Mereka akan menyambut para tamu dengan tembakau, sirih dan permen. Di upacara Rambu Solo juga kamu bisa menyaksikan tarian tradisional Tana Toraja. Selain itu, ada juga adu babi hingga kerbau. Tidak ketinggalan, upacara penyembelihan. Puncak acara Rambu Solo adalah jenazah yang diarak mengelilingi kampung dan akhirnya dimakamkan pada kuburan di atas tebing.
- Uji nyali dengan mengunjungi makam di atas tebing, Londa
Bukan hanya upacara pemakaman saja yang megah dan mahal, keunikan Tana Toraja juga berada di tempat pemakamannya. Pasalnya, makamnya berada di dalam gua yang ada dinding tebing, yakni dikenal dengan Londa. Tak heran, Londa menjadi destinasi wajib saat ke Tana Toraja.
Baca Juga: Liburan di Pulau Komodo? Berikut Destinasi Yang Wajib kamu Kunjungi!
Memasuki Londa, kamu akan merasakan hawa mistis menusuk tulang. Apalagi memasuki bagian dalam gua yang terdapat tumpukan peti mati dan tulang belulang yang berserakan. Buat kamu yang memang ingin menguji nyali, Londa menjadi tempat yang tepat.
- Menyaksikan keindahan budaya dan alam desa adat Kete Kesu
Kete Kesu adalah perkampungan tertua di Toraja. Bahkan, perkampungan ini masuk dalam situs warisan dunia, UNESCO. Di sini, kamu menyaksikan berbagai budaya yang masih terjaga dengan baik, seperti rumah adat tongkonan, lumbung padi alang, sawah hingga ladang.
Hal yang unik dari rumah tongkonan di sini adalah semua menghadap ke utara. Menurut kepercayaannya, nenek moyang mereka berasal dari utara, sehingga nantinya mereka akan kembali ke utara. Kamu juga akan menemukan tanduk kerbau disusun memanjang dari atas ke bawah di dinding depan. Menurut tradisi, tanduk kerbau menunjukan status sosial pemilik rumah.
- Menyambut hari di Batutumonga
Apabila di Jawa ada Dataran Tinggi Dieng sebagai Negeri Atas Awan, maka Batutumonga menjadi Negeri Atas Awan di Tanah Toraja. Batutumonga memang menjadi tempat terbaik untuk menyaksikan keindahan alam Tana Toraja dari ketinggian. Terletak dari lereng Gunung Sesean, kamu bisa menyaksikan pemandangan alami hamparan persawahan. Di malam hari, kerlap kerlip lampu kota Rantepao layaknya bintang yang bersinar.
Satu lagi yang tidak boleh ketinggalan, yakni sunrise di Batutumonga. Sunrise di Batutumonga menjadi pemandangan indah yang bikin kamu jatuh hati. Bagaimana tidak, sinar sang mentari menerobos celah awan menciptakan pemandangan yang memukau. Jangan lupa, sambut hari di Batutumonga dengan menyeruput segelas kopi khas Tana Toraja.
- Menelusuri kompleks megalit Kalimbuang Bori
Saat berada di Kecamatan Sesean, jangan lupa mampir ke Kalimbuang Bori. Di sini, kamu akan menjumpai banyak situs kuno yang dikenal dengan Bori Parinding yang berarti kuburan batu. Selain itu, ada juga Rante yakni lapangan rumput luas yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan pemakaman.
Di sini, kamu juga akan menemui banyak batu menhir. Batu tersebut merupakan sebuah bentuk penghormatan kepada para bangsawan dan tetua yang meninggal ratusan tahun lalu. Konon katanya, batu menhir ini sudah berumur ratusan tahun.